[BOOK REVIEW] Ketika










Judul buku                     : Ketika (saat cinta bersilangan)
Penulis                           : Aiman Bagea
Penyunting                    : Widyawati Oktavia
Proofreader                    : Dewi Fita
Penata letak                   : Erina Puspitasari
Desainer sampul            : Gita Mariana
Penerbit                         : Bukune
Tahun terbit                   : Cetakan I-Jakarta, Mei 2012



Pertemuan Naira dan Aji menjadikan hubungan mereka lebih dari sekedar teman, meskipun diwarnai sedikit perdebatan saat keduanya bertemu di pameran lukisan. Aji adalah seorang pengagum dan penikmat lukisan. Begitu juga Naira. Gadis itu memiliki bakat melukis yang diwariskan oleh almarhumah ibunya. Hingga ia memutuskan untuk tidak kuliah dan terus fokus melukis.
Di sisi lain, Diba-sahabat Naira, juga sedang jatuh cinta dengan lelaki bernama Rul. Berbeda dengan Naira, Diba memiliki hobi menulis cerita dan bercita-cita menjadi penulis. Dalam episode heart to heart yang sering mereka gelar, Naira dan Diba menceritakan lelaki yang menjerat hati masing-masing. Cinta pertama mereka. Namun yang tidak disangka-sangka, saat Naira memperkenalkan Aji-sebagai pacar-kepada Diba, sepasang sahabat itu baru mengetahui jika lelaki yang mereka cintai adalah orang yang sama.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

                                                   ***

Ketika-adalah salah satu novel dengan tema yang umum. Persahabatan dan cinta segitiga. Akan tetapi uang membuat saya jatuh cinta pada novel ini adalah gaya bercerita sang penulis. Narasi ditulis dengan kalimat yang begitu puitis. Selain itu, desain cover-nya sederhana dan apik, juga konflik yang sederhana dan tidak terlalu rumit.
Cerita novel ini berlatar di sekitar kota Makassar. Diantaranya Pantai Losari dan Museum Kupu-kupu Bantimurung yang terletak di Kabupaten Maros. Sangat cocok untuk dikunjungi kala berlibur ke propinsi Sulawesi Selatan. Tempat-tempat tersebut membuat cerita semakin menarik ketika dipadukan dengan karakter yang kuat dari ketiga tokoh utamanya. Meski disajikan dengan sudut pandang orang pertama oleh Naira.
Saya paling suka dengan quotes yang dilontarkan Aji.
“Cinta yang alami, menurutku, cinta yang tidak berdasarkan keterpaksaan, tapi berdasarkan ketulusan. Cinta yang hadir begitu saja dan mencipta bahagia sepanjang waktu. Cinta yang alami itu bergelimang keindahan. Dan cinta yang alami itu, menurutku, akan abadi.” (hal. 110)

Empat bintang untuk “Ketika”

You May Also Like

0 komentar

About Me