[BOOK REVIEW] Napoli by Riskaninda Maharani

Judul Buku : NAPOLI (ketika jatuh di pelukanmu)
Penulis : Riskaninda Maharani
Editor : Novi Widodo
Proofreader : RN
Tata Sampul : Ann_Retiree
Tata Isi : Violet Vitrya
Pracetak : Antini, Dwi, Wardi
Penerbit : DIVA Press
Tahun Terbit : Cetakan Pertama, Mei 2015
Tebal Buku : 268 halaman


"Kau tahu ada sebuah mitos dunia? Barang siapa melempar sebuah koin ke air mancur itu akan kembali ke Roma? Barang siapa melempar dua koin akan menemukan cinta? Dan, barang siapa melempar tiga koin, dia akan segera menikah?"


"Sebenarnya jika ada sebuah air mancur yang bisa membuatku menjadi seorang warga negara Italia, aku akan lebih suka pergi mengunjunginya."


Revina Anjani, gadis Indonesia yang sangat cinta pada Italia, datang ke negara itu untuk melanjutkan pendidikannya. Di bandara Fiumicino, Roma, ia dijemput oleh teman dunia mayanya yang bernama Danilo Serafini bersama tunangannya. Dari sana, mereka bertiga pergi ke Napoli -kota di Italia yang sangat dicintai Revina lantaran memicu adrenalin, untuk melihat La Fontana di Trevi, sekaligus ingin membuktikan mitos dunia dengan melemparkan koin ke air mancur.

Setelah itu, ia dijemput oleh teman dunia mayanya yang lain, Stefano Puglietti. Seorang Salerno bermata hazel yang berwatak dingin, cuek, namun tampan dan sehingga membuat Revina jatuh hati. Hari-hari Revina menjadi berwarna saat tinggal satu atap dengan lelaki tersebut. Apalagi Stefano mengerti tentang segala kebutuhan Revina. Hingga suatu hari, Revina pun pergi dari kediaman Stefano karena ada masalah yang mengusik perasaannya. Yaitu masalah kecil yang ia kaitkan dengan kesetaraan gender.

Revina pun tinggal di apartemen Pablo, sahabatnya dari Amerika Latin yang ia temui di kampus. Tidak hanya Pablo, tetapi juga Michel, Marchelo, dan Alejandro turut menemani hari-harinya. Hingga suatu ketika, Alejandro yang bermata hazel dan sama dinginnya dengan Stefano mengunggapkan perasaannya pada Revina. Dari situlah Revina bingung tentang siapa yang harus ia pilih. Ditambah lagi ia bertemu dua orang yang menyakitinya delapan tahun lalu, Nadine dan Francesco. Yang membuatnya sering bermimpi buruk dan mengigau kala tengah malam tiba.


Ini adalah novel berlatar Italia yang pertama saya baca. Napoli. Saya sering mendengar namanya karena dijadikan sebagai nama klub sepak bola. Di sini penulis menggambarkan dengan detail seperti apakah gambaran kota Napoli -yang dibenak saya seperti Jakarta, kota Roma yang sangat terkenal dan memiliki bangunan-bangunan dengan arsitektur megah, dan tempat-tempat yang lain. Membuat saya ingin sekali mengunjungi negara tersebut. Selain itu penulis juga menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami, serta bahasa Italia dan bahasa Latin dengan porsi yang pas sehingga pembaca bisa mempelajarinya meski hanya sedikit-sedikit.

Namun yang sangat saya sayangkan, tokoh dalam novel ini terlalu banyak. Sehingga saya sempat membaca ulang dan mengingat-ingat mana Pablo, mana  Michel, dan teman-teman dunia maya Revina dari Italia yang kemunculannya tidak begitu penting. Mungkin akan lebih bagus apabila Revina datang ke Italia dijemput Danilo kemudian tinggal dengan Stefano, bersahabat dengan Sabrina Pala dan empat lelaki Amerika Latin, dan menghadapi kisah cinta segitiganya bersama Stefano dan Alejandro.

Dan saya juga kurang menyukai tokoh Revina. Mengapa? Meski digambarkan sebagai perempuan cantik, ia terkesan "terlalu cuek" dengan budaya ketimuran Indonesia. Padahal Stefano sudah pernah mengatakan "tapi kau gadis Indonesia." namun tidak dihiraukannya. Penulis pun tidak menerangkan tentang apa yang membuat Stefano dan Alejandro jatuh cinta pada Revina. Dengan tiba-tiba saja, kedua lelaki itu sudah bertekuk lutut sejak pertemuan pertama. Rasanya sedikit tidak masuk akal menurut saya.

Novel ini recommended untuk para traveler, atau siapapun yang ingin mempelajari bahasa yang serumpun dengan bahasa Italia. Tetapi dengan syarat harus berusia tujuh belas tahun ke atas, yah. Karena menurut saya novel ini kurang pantas jika dibaca oleh remaja.

Tiga bintang untuk NAPOLI.

You May Also Like

4 komentar

  1. Terima kasih banyak untuk review-nya. :-)

    Maaf, baru sempat membaca sekarang! :-)

    Sukses terus buatmu yah! :-)

    By the way, boleh minta alamat akun Facebookmu? Kalau nama akunnya pakai Arum Wahyuningtyas, minta pakai alamat link saja! Soalnya, ada beberapa akun dengan nama sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih udah baca review saya.

      Saya udah berhenti pake facebook sejak 3 tahun lalu, Mbak.

      Kalau twitter saya ada, Mbak.

      @nin9ty4z

      Hapus
  2. Saya mau ksh comments dipostingan tentang curhatan mayuyu kalah lg dari sasshi tp g bs... Mau nanya deh, itu yg soal Private IG nyaa Mayuyu yg kena hack terus ternyata isinya konten2 negative bener g sih... Soalny baru kenal Mayuyu justru pas dia mau lulus *telatbgt yaa hahaha... Makasih sblmnya siennafirenzegrey@gmail.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai. Makasih udah mampir ke blog-ku. 😊

      Oh, ya, mengenai berita instagram Mayuyu yang di-hack, itu terjadi tahun 2017 kan ya? Waktu itu aku shock. Pasalnya, waktu itu Mayuyu belum punya instagram. Dia baru membuka instagram pribadinya pas tahun 2018, setelah lulus dari AKB. Jadi berita itu nggak benar.

      Aku langsung menelusuri sumber² lain terkait berita itu. Dan ternyata, kalau nggak salah, isu tersebut pernah merebak tahun 2014--katanya--tapi aku nggak tahu.

      Hapus

About Me